Kamis, 27 Januari 2011

Shock Depan Bunyi, Ganjal Saja

Klotak klotak, shock depan Suzuki GS250X (Thunder 250 cc) saya bunyi begitu ketika menghantam batu, jalan bergelombang, atau polisi tidur. Ketika menikung tajam, pijakan ban depan di aspal terasa kurang dalam, malah beberapa kali di jalan yang mulus, stang bergoyang dikit. Bukan hanya saya yang merasakan, teman yg saya tabik menguji T250 saya juga mengalami hal yang sama.
“Itu seal kuningan sudah oblak”, kata Jawa, mekanik di bengkel Koh Aji “Thunder” di bilangan Jelambar, Jakarta Barat. Bengkel ini kerap menjadi langganan anak-anak Jakarta Thunder Club (JTC), beberapa anak-anak klub Thunder 125, dan Yamaha Scorpio Club (YSC).
Koh Aji mengiyakan analisa Jawa. Ia menyarankan saya mengganti as shock depan baru, sepasang.
seal1.jpg

Waduh, duitnya belum ada Om. Satu buah saja As dihargai Rp 370 ribuan. Lumayan mengursa kantong. Dan sebenarnya as saya juga masih bagus, belum ada karat atau boncel yang dapat membuat seal karet as bocor. Jadi, kalau hanya karena seal kuningan oblak saya harus ganti as, aduh rugi itungannya, terus as saya mau dikemanain?
Berlapis Teflon
Seal kuningan yang saya maksud terletak di ruas bawah as shock depan. Bentuknya seperti cincin dengan lapisan teflon di luarnya. Gunanya, seal ini memampatkan oli shock hingga membantu daya rebound yang dilakukan per shock. Karena berfungsi demikian, ia bergesekan dengan dinding dalam tabung shock depan. Yang namanya bergesekan, permukaan harus licin, oleh karena itu di bagian luar seal kuningan tersebut dilapisi teflon.Selain itu, seal ini juga berdungsi mengokohkan posisi as di dalam tabung. Makanya disebut oblak, karena as sudah tidak kokoh lagi posisinya di dalam tabung.
Nah, lapisan inilah yang sudah hampir habis dalam kasus motor saya. Namun, karena belum terkikis semua, ia masih bisa digunakan.
Solusi yang biasa dilakukan adalah mengganjal bagian dalam seal tersebut dengan gulungan seal tape pralon (solasi pralon). ”Tapi ini nggak lama loh, mendingan ganti”, ingat Koh Aji. Sayang Koh Aji tidak bisa memastikan berapa lama seal ganjalan itu bertahan, ia hanya menjawab, ”Tergantung pemakaian”.
seal-kit.jpg
Untuk sementara, saya putuskan ganjal saja. Maka Jawa pun mulai menggulung seal pralon ke ruas bawah as shock yang dilingkari oleh seal kuningan tersebut. Berapa banyak gulungannya? ”Dikira-kira saja, kalau terlalu tebal malah macet as-nya”, Jawab Jawa.
Dan, setelah digulung, seal kuningan dipasang. Jadinya megar lagi itu seal. Ketika dimasukkan ke dalam tabung shock, terasa ada pampatan. Inilah cara mengetes banyak sedikitnya gulungan seal tape pralon. Yang penting, tambah Jawa, as tidak berasa goyang lagi ketika di dalam tabung.
Oli Transmisi Mobil
Saya juga mengganti seal kit untuk satu as shock depan saya. Sekalian ganti oli shock. Nah ini yang menarik dan bisa menjadi solusi murah meriah. Yang mengerti motor pasti setuju kalau saya bilang, gunakanlah oli shock yang berkualitas tinggi. Oli shock yang umum dijual di pasaran adalah merk Jumbo. Banyak kisah tentang oli ini, yang katanya berbusa, keras, cepat kotor dan sebagainya. Berdasarkan pengalaman, saya merasakan oli oli merek ini cepat membuat shock menjadi keras.
valovoline.jpg
Oli yang kemudian direkomendasikan oleh beberapa bengkel langganan T250 saya adalah SKF Pentosin dan Fuchs Silkolene. Sayang, harganya selangit, SKF berharga Rp190 ribu per kaleng (400 ml). Itu pas-pasan banget dengan volume satu as shock depan. Berarti harus beli dua kaleng. Fuchs Silkolene berharga Rp150 ribuan per botol (1 ltr). Nah yang ini bisa untuk dua as shock. Harga-harga tersebut saya dapat dari Toda, salah satu minimarket oli yang cukup terkenal di Jakarta.
”Pentosin nomor satu, di bawahnya Fuchs”, ujar Om Sam, punggawa Beji Motor Sport (BMS) di kawasan Kukusan, Depok. BMS ini salah satu bengkel rujukan untuk T250 di Jakarta. ”Rebound-nya stabil dalam waktu lama, tidak terlalu empuk juga tidak terlalu keras”, terang Om Sam tentang oli Pentosin.
Sayang, kemarin anggaran saya untuk shock depan tidak banyak, maklum banyak keperluan lain yang lebih penting. Untungnya, Koh Aji di Jelambar punya solusi. Ini juga ditawarkannya setelah saya konsultasi dengan saya. Koh Aji memberikan ATV Valvoline, Automatic Transmission Oil kepada saya. Lo kok oli transmisi? ”Bagus kok, banyak yang pakai”, jawab Jawa. Ya sudah, cuurr…oli dimasukkan ke dalam as.
Oli ini berkemasan 1 ltr (kalengan) dan berharga hanya Rp50 ribu. Untuk memasukkan ke dalam as shock diperlukan teko ukur agar pas volumenya (400 ml).
Nah, selesai sudah, bunyi klotak klotak hilang dan rebound shock terasa pas, tidak terlalu empuk tidak terlalu keras juga. Di tes di tikungan dalam kecepatan 55 kpj, juga serasa mantap cengkeraman ban di aspal. Dites di kecepatan 100 kpj, jalan lurus, juga terasa lebih mantap daripada sebelumnya.
Tapi ingat, ini solusi sementara, saya masih mencari cara untuk mengganti seal kuningan tersebut tanpa harus membeli as shock depan. Kalau perlu, dibuat teflon ulang, karena yang terkikis hanya lapisan teflon. Ada yang tahu tempat melapisi teflon?

4 komentar:

  1. Gan,, oli valvoline yg dipake yg mana?? Banyak jenis nya diluaran, & foto oli ga bisa dibuka.

    BalasHapus
  2. Saya pengguna NVL,,jd mang bener seal as suling yg aus,,saya dh coba segala cara sebelumnya,,ahirnya saya coba ganjal dlm nya seal as suling pake plat tipis tapi kuat,,krna dia mesti tahan presure dari gerakan up/down as shock nya,,oli kasih yg agk kental dr tandartnya/bawaan pabrik(ori)nya,,Alhamdulillah punya saya dh gk ad keluhan selama ni(4 bln)mksh,salam aspal /NVL

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...